Wednesday, 30 December 2015

Mahalnya sebuah Penundaan


Lihat Contoh Ilustrasi Berikut Ini :


Banyak dari kita sudah membaca pentingnya perencanaan keuangan, berbagai artikel yang pernah kita baca, seminar dan acara-acara TV yang mengupas tentang pentingnya perencanaan keuangan membuat pengetahuan kita tentang perencanaan keuangan bertambah.
Kita semua mengerti pentingnya sebuah perencanaan keuangan, tapi itu tidak cukup bila tidak dilaksanakan.

Berkonsultasi dengan seorang konsultan perencanaan keuangan adalah sebuah langkah awal. Karena banyak orang dengan berbagai alasan, malas,malu,belum punya uang,dan seribu satu alasan lain, tidak mau datang berkonsultasi.

Setelah berkonsultasi, melakukan proses interview,dan membuat perencanaan, proses akhir adalah penyampaian plan dan membuat perencanaan implementasi.

Nah, sampai pada tahap implementasi ini biasanya klien akan meminta waktu.
Mereka yang tidak punya keinginan kuat untuk melakukan perubahan biasanya cenderung menunda implementasi. Banyak argumen yang dikemukakan: mempelajari buku perencanaan, menghitung ulang, menghitung ulang kebutuhan keuangan mereka, serta melakukan perbandingan produk. Tapi mereka akan berhenti sampai disitu saja.

Menunda implementasi sama saja dengan TIDAK melakukan perencanaan keuangan sama sekali. Analoginya seperti seorang pasien pergi ke dokter dan divonis sakit, tapi tidak mau minum obat. Maka, sama saja pasien tersebut tidak berobat sama sekali.
Mengapa mereka menunda perencanaan keuangan? Salah satu alasannya adalah: “saya tidak punya waktu”.

Ini adalah alasan pertama mengapa orang perlu melakukan perencanaan keuangan dengan konsultan. Nasabah selalu punya seribu satu pekerjaan yang harus dilakukan, baik di kantor, di rumah dengan keluarga, maupun di lingkungan pergaulan mereka.

Semua kesibukan tersebut sifatnya penting (urgent) dan harus di selesaikan secepatnya, sehingga mereka tidak punya waktu untuk mengerjakan hal lain. Itu membuat mereka tidak pernah meluangkan waktu untuk memikirkan hal-hal yang baru akan mereka rasakan pentingnya 15-20 tahun lagi.

Alasan kedua yang sering saya dengar adalah, “saya tidak punya uang.”
Banyak yang mengerti arti penting menabung dan berinvestasi untuk pensiun dan untuk sekolah anak, tapi mereka dengan mudah mengatakan tidak punya uang tersisa.

Untuk mereka yang merasa penghasilannya tidak cukup, tidak ada cara lain selain memikirkan cara menambah penghasilan. Dalam buku “The Law and The Profit”, C. Northote Parkinson menjelaskan bagaimana cara melakukan manajemen waktu yang baik dan benar. Dalam bukunya dikatakan bahwa pengeluaran akan meningkat setara dengan penghasilan.

Jadi, dapat dikatakan bahwa pengeluaran akan (selalu) mencapai atau malah melebihi penghasilan. Dengan demikian, masalah sebenarnya bukan penghasilan yang kecil, tapi karena tidak meneliti pengeluaran dan gaya hidup.
Beberapa orang berfikir bahwa mereka tidak memerlukan perencanaan keuangan. Mereka telah memiliki rumah, harta warisan yang belum dibagikan, tabungan pensiun dari kantor, asuransi dari kantor, Jamsostek, dan lain-lain. Tapi, apakah dana tersebut benar-benar cukup untuk memenuhi kebutuhan keuangannya Anda? Bagaimana bila sebuah resiko terjadi?


Related Posts

Mahalnya sebuah Penundaan
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.